Minggu, 30 Januari 2011

Jamur Lendir ( Myxomicota )


Jamur lendir atau Myxomicota adalah sekelompok protista yang berpenampilan mirip jamur namun berperilaku menyerupai amoeba . Myxomycota berasal dari kata myxo yang artinya lendir, dan mykes yang artinya cendawan .
Ciri umum myxomycota adalah memiliki fase soma berupa plasmodium . Plasmodium yang mengering membentuk sklerotium . Fase reproduktifnya berupa sporangium yang berisi miksospora . Dinding selsporangium disebut peridium .
Habitat cendawan ini adalah di tempat yang lembabkayu busuk, daun mati, dan benda organik lainnya .

Plasmodium

Terdapat tiga macam struktur plasmodium yaitu :
  • Protoplasmodium, berbentuk renik, tanpa urat, berubah menjadi satu sporangium, contohnya pada: Echinostelium
  • Aphanoplasmodium, awalnya berupa protoplasmodium, kemudian tumbuh memanjang dan bercabang membentuk jaring-jaring seperti benang yang transparan, contohnya pada: Stemonitis
  • Phaneroplasmodium, awalnya serupa protoplasmodium, kemudian bercabang dengan protoplasma yang lebih kental dan granular, contohnya pada: Physarum .


Struktur Penghasil Miksospora

Terdapat empat macam struktur penghasil miksospora, yaitu :
  • Sporangium.
Ada yang bertangkai dan ada yang tidak bertangkai. Sporangium memiliki struktur miksospora, peridium, kapilitium, kolumela, sporangiofor, dan hipotalus. Contoh cendawan yang memiliki struktur ini adalah Stemonitis dan Physarum
Sporangiofor berbentuk bantalan, agak besar, berasal dari seluruh plasmodium yang tak berdiferensiasi sempurna. Contohnya pada Fuligo .
  • Pseudoaetalium.
Gabungan dari beberapa sporofor seperti sporofor tunggal . Contohnya pada Dictydiathaelium .
  • Plamodiokarp.
Morfologinya mirip plasmodium, protoplasma berkumpul di beberapa urat utama plasmodium dan berkembang menjadi sporofor. Sprorofor ini tetap mempertahankan bentuk plasmodium pada waktu pembentukkan sporofor[2]. Contohnya pada Hemitrichia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar